Abu janjang adalah hasil pengabuan secara
perlahan-lahan dari janjangan kosong di dalam incinerator. Produksi abu janjang adalah sekitar 0.5% dari
TBS. Abu janjang mempunyai kandunganhara Kalium (K) yang tinggi dan dapat dipakai sebagai pengganti pupuk MOP. Satu kilo gram abu janjang setara dengan 0.6
kg MOP.
Aplikasi abu janjang bertujuan untuk menggantikan
pupuk MOP dan sebagai bahan pengapuran untuk menaikkan pH tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan
dengan abu janjang di tanah gambut lebih efektif dibanding dengan pemupukan
MOP.
Sifat-sifat dari abu janjang yaitu :
Sangat alkalis (pH = 12).
Sangat higroskopis (mudah menyerap uap air
dari udara).
Mengiritasi tangan karyawan (menyebabkan
gatal-gatal dan memperparah luka).
Hara yang terkandung di dalamnya amat mudah
larut di dalam air.
karena sifat-sifat abu janjang tersebut, maka abu
janjang harus cepat diaplikasikan (tidak boleh disimpan lama), penyimpanannya
harus baik (dalam kantong plastik, tidak langsung dalam karung goni) dan selalu
diperlakukan dengan hati-hati.
Aplikasi abu janjang diprioritaskan untuk areal gambut/tanah
masam. Pada tanah gambut, selain pada TM
abu janjang juga diberikan pada TBM tahun ke-2 dan ke-3. Pada tanah mineral, abu janjang hanya
diberikan pada TM.
Untuk tanah gambut dan tanah masam acid-sulphate,
abu janjang diberikan tiap tahun. Untuk
daerah tanah masam bukan acid-sulphate (pH 4-5), abu janjang hanya
diberikan sekali saja dalam 5 tahun.
Kalau diberikan terlalu sering maka ada resiko kenaikan pH tanah yang
terlalu tinggi (> 5.5).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar